Artis Olga Lidya ditanya media infotainment mengapa masih sendiri dan dia menjawab “Kalau berpasangan itu membuat kita makin maju, bagus, tapi kalau nggak?”.Saya tidak mengenal Olga secara pribadi tapi lumayan mengikuti kiprahnya di luar jagat hiburan dan menurut saya Olga termasuk sedikit dari artis perempuan yang cerdas.
Dan jawaban seperti di atas selain menunjukkan kemandirian juga secara jelas mengesankan kehati-hatian.

Saya tak tahu apakah Olga memang memilih untuk tidak menikah atau hanya karena belum menemukan yang cocok. Tapi kesendirian Olga tidak aneh karena sahabat saya Dewi, seorang manager di sebuah bank asing, juga memilih tak menikah meski usia masuk kepala 4 dan sudah memiliki hampir seluruh kebutuhan yang diinginkan seorang perempuan.

Pernah saya tanyakan mengapa tak menikah? Dewi dengan santai menjawab “gue bisa jalan-jalan keluar negeri kapan gue mau, nggak perlu ijin. Gue bisa ganti cat rumah atau ngatur letak perabot tanpa harus berdebat dengan orang lain. Banyak deh yang bikin gue happy karena nggak ada orang yang perlu gue jaga perasaannya seperti kalau gue punya suami”.

Hmm… Beberapa teman yang lain memilih menunda pernikahan karena tiap kali pacaran, yang “ajaib-ajaib” muncul dan membuat mereka memilih memutuskan hubungan daripada diteruskan hanya karena ingin menyandang status istri. Barangkali kemajuan pendidikan dan kemandirian ekonomi itulah yang membuat makin hari makin banyak saya temui perempuan yang dengan sengaja tidak atau belum menikah meski usia sudah cukup matang.

Kepada mereka, selalu saya sampaikan respek karena tiap pilihan hidup memiliki konsekuensi dan memilih untuk tetap sendiri di negeri yang masih terlalu patriarki ini tentu tak mudah. Selain tekanan keluarga berupa sindiran atau nasehat, kehati-hatian jelas sangat dibutuhkan apalagi jika kita sudah merasa bisa mencukupi segala kebutuhan sendiri. Secara otomatis pertimbangan -pertimbangan tertentu pasti muncul. Dan kebutuhan memiliki status menjadi “istri” atau “suami” seseorang akan sangat terlalu beresiko jika diputuskan secara tergesa-gesa.

Hidup sendiri memang menyenangkan karena tak banyak perdebatan yang harus dilalui tiap kali ada sesuatu yang harus diputuskan. Tak perlu ada orang yang harus kita jaga perasaannya tiap kali ada telpon atau sms masuk dan yang semacam itu. Tapi keputusan untuk tetap sendiri akan lebih nyaman dan asik untuk dijalani jika kita bisa berdamai dengan diri sendiri, termasuk dengan masa lalu yang pahit.

Kesulitan berdamai dengan masa lalu yang traumatik itulah seringkali membuat banyak kita menyimpan dendam. Padahal menyimpan dendam akan membuat kita seperti duduk diatas tumpukan bara api dan hidup yang berkobar dendam membuat kesendirian jadi nggak asik lho! Jadi nggak harus berpasangan kalau jadi jomblo juga bisa asik, kan?